Isnin, 9 Jun 2014

Aku Mencintaimu Dalam Diam

Aku Mencintaimu Dalam Diam...

Sesungguhnya yang mendatangkan rasa cinta ini, yang mendatangkan rasa kagum ini, yang memekarkan hati ini adalah daripada-Nya. Sungguh aku hanya mampu menerimanya. Aku hanya mampu pasrah tertegun tak mampu mengelak atas perasaan ini padamu. Tertegun dalam keindahan akhlakmu. Tertegun dalam manisnya lisanmu. Tertegun dalam tenangnya pandanganmu. Dan tertegun pula dalam kesejukan nasihatmu. Semua begitu sempurna, sungguh sempurna. Sesempurna sesuai firman-Nya.


Aku yang mengagumimu dalam diam...

Utuh tak tersentuh. Seperti mentari yang menyapa bunga-bunga bermekaran. Tak pernah menyentuh namun cintanya terasa bagi kuntum-kuntum bunga yang sedang bermekaran itu. Karena aku mengagumi maka izinkan aku tak mengusik khusyunya ibadahmu. Izinkan aku tak mengusik ketenangan hatimu. Tak mengapa aku tak bertegur sapa denganmu. Cukuplah bagiku menyapamu dalam doa-doaku.


Cukuplah bagiku tersenyum melihatmu bahagia...

Cukuplah bagiku menyebut namamu dalam hamparan sajadahku. Aku yang tersentuh akhlak muliamu, aku yang terkagum lekat dalam sikapmu, mencintaimu dalam diam mungkin lebih baik bagi diriku dan dirimu. Lebih mulia bagi perasaanku dan perasanmu. Lebih menjaga kehormatanmu. Lebih menjaga kemuliaanmu.
Maka izinkan aku, wahai kamu.. izinkan aku mencintaimu dalamn keikhlasan karena aku tidak pernah tahu apakah engkau yang tercatat dalam lauful mahfudz untukku? Karena aku tak pernah tahu adakah ada balasan darimu untukku. Biarlah kuasa Allah yang menggerakan hatimu untukku. Bukan karena mencintaimu dengan diam aku akan menderita. Bukan karena mengagumimu dengan diam aku akan merana. Namun, ketika ku artikan cinta itu pada sisi kehadiran dan kebersamaan denganmu. Maka itu lah penderitaan yang sesungguhnya.


Aku yang mencintaimu dari kejauhan...

Walaupun sungguh aku merasa sangat dekat denganmu. Biarlah aku dekap rapat perasaanku ini. Biarlah aku tutup rapat hingga Allah mengizinkan pertemuan kita. Namun jika memang engkau bukan tercatat untukku. Jika memang engkau hanya hiasan duniaku yang sementara, sungguh aku yakin Allah akan menghapus cinta dalam diamku padamu. Allah akan menghilangkan perasaanku untukmu. Dia akan memberikan rasa yang lebih indah pada orang yang paling tepat. Begitulah kuasa-Nya. Begitulah Dzat yang membolak-balikan hati hamba-Nya.

“Ketika aku tak lagi terkagum denganmu, maka pahamilah jejakku.. Karena mungkin, aku pernah menulis tentangmu dan menyapa namamu dalam tiap untaian doaku...”



Jumaat, 6 Jun 2014

Si Gadis Itu Sedang Menangis

Si gadis itu sedang menangis..
bibirnya hanya membisu
diamnya... takut untuk mengeluh
diamnya... takut untuk berburuk sangka
diamnya..kerana hatinya sedang memujuk!
memujuk dan terus memujuk
Allah sedang mengujimu wahai gadis

Si gadis itu sedang menangis..
bibirnya tidak membisu lagi
alunan suci mula beralun
hanya menyerah diri kepada Allah
berpegang dan cuba berpaut seteguhnya pada janji Allah

Si gadis itu sedang menangis..
hatinya bertanya dan mula merasa sayu
terlalu lenakah aku dalam tidurku?
lena dalam mimpi dunia yang fana
hingga aku begitu lemah dengan ujian Allah
padahal kerap kali pujukan hati menyatakan manisnya ujian daripadaNya

Si gadis itu sedang menangis..
Ya Allah..masih dia akan mampu bertahan
bertahan untuk sebuah penghidupan di dunia
bertahan untuk sebuah jalinan yang terikat
bertahan untuk terus menjaga hati-hati yang Engkau cipta
ya..dia menjawah lemah..aku bertahan
bertahan kerana yakin di sana ada kebahagiaan
kerana apa yang Allah simpan itu adalah lebih baik
walaupun hati ini kadang-kadang hilang merajuk dari tuannya

Si gadis itu sedang menangis
masih lamakah dia perlu lena dalam tidurnya
tidur yang disaluti mimpi buruk dunia
si gadis mula takut dengan mimpi ini
perlukah dia meminta untuk bangun
bangun..bangun dari lena yang panjang
kembali kepada kehidupan yang nyata
nyata bahkan hakiki
dia tertunduk diam..sesungguhnya dia masih berhenti di hadapan pintu
pintu persoalan..adakah aku sudah bersedia untuk bangun..

Si gadis itu sedang menangis
persoalan terus bergerak seiring dengan denyutan nadinya
bersediakah aku ya Allah..
bangun dan memohon engkau menarik nyawaku...
sedangkan mata zahirku telah menjadi buta mengira dosaku
malah mata hati juga menjadi kabur untuk menghitungnya

Si gadis itu sedang menangis
tiba-tiba hati mula berbicara
wahai Pemilik nyawaku
aku sedar...
betapa rimbunnya dosaku ya Tuhan
semua terlakar di lembah usiaku
masa yang tertinggal ini..
izinkan aku untuk kembali kepadaMu di dunia ini
izinkan aku untuk menikmati tidurku dalam mimpi indah dalam iman kepadaMu
sebelum diri kembali menghadapMu..







Ahad, 24 November 2013

SEORANG ILMUWAN MASUK ISLAM KARENA ANJING

Sebuah kisah yang sangat dijadikan teladan oleh umat Islam sendiri maupun non Islam..
Seorang ilmuwan akhirnya menjadi mu'alaf setelah mengetahui secara persis karakter binatang berupa anjing.

Kisahnya ...

Seorang ilmuwan besar yang mendalami bidang bakteri berkunjung ke Mesir untuk menyekolahkan anaknya dan dia sendiri memperoleh pekerjaan dalam bidangnya tersebut. Pada suatu hari dia membaca buku hadist yg berhubungan dengan masalah kesehatan. Tiba-tiba dia tidak percaya ketika membaca hadist Nabi SAW.

Rasulullah SAW bersabda, ..

"Jika seekor anjing menjilat perkakas rumah salah seorang diantara kalian, maka cucilah alat (tempat) itu tujuh kali, satu kali diantara yang tujuh itu dicampur dengan tanah."

Sejenak dia berdiam menatap hadist itu. Dalam dirinya mulai timbul pertanyaan-pertanyaan, bahwa perintah mencuci tujuh kali itu memang harus dilakukan, dan merupakan kewajiban, namun mengapa Nabi masih menyuruh membasuh tempat itu satu kalinya dengan tanah? Tidakkah dengan memakai air saja sudah cukup?

Pertanyaan itu terus mengganggunya ..

Kemudian dia mengambil sebuah perkakas rumah dan membiarkannya dijilati anjing. Lalu mencucinya dengan air tujuh kali.

Setelahnya ia teliti dengan menggunakan mikroskop, dan yang terlihat adalah berjuta-juta bakteri masih melekat di tempat itu. Berarti mencuci dengan air tidaklah cukup untuk menghilangkan bakteri atau kuman-kuman penyakit anjing yang melekat ditempat tersebut.

Sekarang dia mencoba sekali lagi, mencuci tempat itu dengan tanah. Dan setelah diteliti, ternyata, kuman-kuman telah hilang seluruhnya.

Pertanyaan yang timbul dibenaknya sekarang adalah siapa yang memberitahukan hal ini kepada Nabi Muhammad SAW? Padahal penemuan rahasia bakteri baru diketemukan oleh Pasteur (1822-1895).

Bukankah jauh sekali jarak antara Muhammad dengan Pasteur?

Berarti penemuan Pasteur hanyalah mengulang penemuan lama, dimana Muhammad telah mengetahui bahwa bakteri atau kuman penyakit itu ada pada anjing dan dapat dihilangkan hanya dengan mempergunakan tanah dan dibasuh dengan air enam kali.

Siapa yang memberitahukan hakekat ilmiah ini kepada Nabi Muhammad SAW?

Subhanallah, Allah SWT lah yang memberi petunjuk kepada Nabi Muhammad SAW, segala hal yang bermanfaat bagi umatnya.

Dan akhirnya keyakinan ilmuwan tersebut memperkuatnya untuk masuk Islam bersama puterinya yang kala itu ikut bersamanya ke Kairo.

Wallahu a'lam bishshawab..



Ahad, 17 November 2013

Nilai Sebuah Senyuman


Senyuman itu...
tidak perlu dibayar, tetapi
mendatangkan banyak faedah.....

Senyuman itu...
adalah sedekah 
yang menambahkan keceriaan penerima
tanpa mengurangkan pemiliknya...


Senyuman itu....
adalah ketenangan kepada pemberi
harapan kepada yang kecewa
cahaya kepada yang bersedih
dan menjadi pelindung semulajadi
terbaik daripada kesusahan....

Isnin, 2 September 2013

Berikan Dunia, Mendapat Syurga

Marilah kita perhatikan tentang ganjaran yang akan kita peroleh di syurga nanti daripada pertolongan yang kita  berikan di dunia ini seperti yang terdapat dalam hadis Rasulullah s.a.w riwayat al-Tirmizi dan Abu Daud:

MAKANAN


Sesiapa yang memberi makanan kepada orang yang lapar, Allah akan menyediakan untuknya makanan daripada buah-buahan syurga.

MINUMAN


Sesiapa yang memberi minuman kepada orang yang haus, Allah akan menyediakan untuknya minuman daripada al-rahiq al-mkhtum (nama minuman di syurga).

PAKAIAN


Sesiapa yang memberi pakaian kepada orang yang tiada pakaian, Allah akan menyediakan untuknya pakaian daripada dedaun syurga.


Allahuakhbar ! Apa-apa sahaja bentuk pertolongan yang kita beri, Allah menjanjikan balasan bukan sahaja dengan pertolongan yang sama, malah dengan nilai yang lebih tinggi. Ya, sama dari segi namanya, namun tidak pada nilainya.

Mana mungkin boleh disamakan makanan atau minuman di dunia dengan yang terdapat di akhirat nanti. Sehebat manapun makanan di dunia walaupun berharga ribuan ringgit, namun ia tidak dapat dibandingkan dengan makanan akhirat sekalipun disatukan semua wang milik manusia di dunia ini.

Allah tidak menjual ganjaran ini dengan wang dan harta yang ada di dunia, tetapi Allah hanya " Menjualnya" dengan amalan kita. Jadi, sama-sama kita kumpulkan sebanyak-banyak amalan baik di dunia. Semoga kita dapat "membeli" segala keperluan yang kita perlukan di akhirat kelak. ( ^ _^ )..

Tip BYB! solusi

KISAH MENARIK UNTUK DIRENUNGI KETIKA UMAT ISLAM BERADA DALAM KEADAAN YANG SANGAT LEMAH.

Surah Al-Baqarah ayat 246-251…

 Tidakkah engkau ketahui (wahai muhammad), tentang (kisah) ketua-ketua dari Bani lsrail sesudah (wafatnya) Nabi Musa, ketika mereka berkata kepada seorang Nabi mereka: "Lantiklah seorang raja untuk kamu, supaya boleh kami berperang (bersama-sama dengannya) pada jalan Allah" Nabi mereka menjawab: "Tidakkah harus, jika kamu kelak diwajibkan berperang, kamu tidak akan berperang?," Mereka berkata: "Mengapa pula kami tidak akan berperang pada jalan Allah, sedang kami telah diusir dari kampung halaman kami, dan (dari) anak-anak kami?" Maka apabila perang itu diwajibkan atas mereka, mereka membelakangkan kewajipan itu, kecuali sebahagian kecil dari mereka. Dan (ingatlah), Allah Maha Mengetahui akan orang-orang yang zalim (246)…..

Dan Nabi mereka pula berkata kepada mereka: "Bahawasanya Allah telah melantik Talut menjadi raja bagi kamu. Mereka menjawab: "Bagaimana dia mendapat kuasa memerintah kami sedang kami lebih berhak dengan kuasa pemerintahan itu daripadanya, dan ia pula tidak diberi keluasan harta kekayaan?" Nabi mereka berkata:" Sesungguhnya Allah telah memilihnya (Talut) menjadi raja kamu, dan telah mengurniakannya kelebihan dalam lapangan ilmu pengetahuan dan kegagahan tubuh badan". Dan (ingatlah), Allah jualah yang memberikan kuasa pemerintahan kepada sesiapa yang dikehendakiNya; dan Allah Maha Luas (rahmatNya dan pengurniaanNya), lagi meliputi ilmuNya ( 247)….

Dan Nabi mereka, berkata lagi kepada mereka: "Sesungguhnya tanda kerajaan Talut itu (yang menunjukkan benarnya dari Allah) ialah datangnya kepada kamu peti Tabut yang mengandungi (sesuatu yang memberi) ketenteraman jiwa dari Tuhan kamu, dan (berisi) sebahagian dari apa yang telah ditinggalkan oleh keluarga Nabi-nabi Musa dan Harun; peti Tabut itu dibawa oleh malaikat. Sesungguhnya peristiwa kembalinya Tabut itu mengandungi satu tanda keterangan bagi kamu jika betul kamu orang-orang yang beriman" (248)…

Kemudian apabila Talut keluar bersama-sama tenteranya, berkatalah ia: "Sesungguhnya Allah akan menguji kamu dengan sebatang sungai, oleh itu sesiapa di antara kamu yang meminum airnya maka bukanlah ia dari pengikutku, dan sesiapa yang tidak merasai airnya maka sesungguhnya ia dari pengikutku, kecuali orang yang menceduk satu cedukan dengan tangannya". (Sesudah diingatkan demikian) mereka meminum juga dari sungai itu (dengan sepuas-puasnya), kecuali sebahagian kecil dari mereka. Setelah Talut bersama-sama orang-orang yang beriman menyeberangi sungai itu, berkatalah orang-orang yang meminum (sepuas-puasnya): "Kami pada hari ini tidak terdaya menentang Jalut dan tenteranya". Berkata pula orang-orang yang yakin bahawa mereka akan menemui Allah: "Berapa banyak (yang pernah terjadi), golongan yang sedikit berjaya menewaskan golongan yang banyak dengan izin Allah; dan Allah (sentiasa) bersama-sama orang-orang yang sabar" ( 249)…

Dan apabila mereka (yang beriman itu) keluar menentang Jalut dan tenteranya, mereka berdoa dengan berkata: "Wahai Tuhan kami! Limpahkanlah sabar kepada kami, dan teguhkanlah tapak pendirian kami serta menangkanlah kami terhadap kaum yang kafir" ( 250)…

Oleh sebab itu, mereka dapat mengalahkan tentera Jalut dengan izin Allah, dan Nabi Daud (yang turut serta dalam tentera Talut) membunuh Jalut. Dan (sesudah itu) Allah memberikan kepadanya (Nabi Daud) kuasa pemerintahan, dan hikmat (pangkat kenabian) serta diajarkannya apa yang dikehendakiNya. Dan kalaulah Allah tidak menolak setengah manusia (yang ingkar dan derhaka) dengan setengahnya yang lain (yang beriman dan setia) nescaya rosak binasalah bumi ini; akan tetapi Allah sentiasa melimpah kurniaNya kepada sekalian alam ( 251)…..


Antara kisah yang diceritakan dalam al-Quran dan menarik untuk direnungi ketika umat islam berada dalam keadaan yang sangat lemah, iaitu kisah yang terdapat dalam surah al-Baqarah ayat 246 hingga 251.
Kisah ini berkisar selepas zaman Nabi Musa a.s apabila Bani Israel meminta Nabi Samuel a.s mengangkat seorang raja untuk memimpin mereka bagi menghadapi kezaliman bangsa Balthatha yang dipimpin oleh raja Jalut.

Mereka merayu seperti yang dinyatakan oleh Allah s.w.t, maksudnya : “Lantiklah seorang raja untuk kami, supaya kami boleh berperang di jalan Allah.” Nabi Samuel a.s menjawab : “ Jangan-jangan jika diwajibkan berperang atasmu, kamu tidak akan berperang juga.”

Mereka berkata : “ Mengapa pula kami tidak akan berperang di jalan Allah, sedangkan kami telah diusir dari kampung halaman kami dan dipisahkan daripada anak-anak kami?”.

Namun, ketika peperangan itu diwajibkan atas mereka, mereka berpaling kecuali sebahagian yang kecil daripada mereka. Benarlah anggapan nabi mereka. Kemudian , Nabi Samuel a.s memberitahu mereka bahawa Allah telah mengangkat Talut menjadi raja mereka.

Ketetapan Allah s.w.t itu telah dibangkang sepenuhnya oleh mereka dengan mengemukakan alasan dalam ayat berikutnya yang bermaksud : “ Bagaimana Talut memperoleh kuasa memerintah kami, sedangkan kami lebih berhak atas kerajaan itu daripadanya, dan dia pula tidak diberikan kekayaan yang banyak?”

Ini disebabkan oleh Talut bukan berasal daripada keluarga kenamaan yang telah melahirkan para nabi yang ramai sebelum itu. Talut berasal daripada Bunyamin bin Ya’qub a.s bukannya anak-anak nabi Ya’qub a.s yang lain yang telah melahirkan nabi-nabi bani Israel yang lain.

Namun demikian, Nabi Samuel tetap mempertahankan wahyu itu dengan mengatakan : “ Allah telah memilihnya menjadi raja kamu dan memberikan kelebihan ilmu dan kegagahan tubuh badan. Allah memberikan kerajaan-Nya kepada sesiapa yang Dia kehenadaki dan Allah Maha Luas, lagi Maha Mengetahui.”

Ketika Talut memimpin bani Israel untuk menentang tentera Jalut, dia berkata : “ Allah akan menguji kamu dengan sebatang sungai. Maka sesiapa antara kamu yang meminum airnya, dia bukanlah pengikutku kecuali mereka yang mencedok secedok dengan tangan”.

Namun ternyata bangsa yang terkenal menganiaya para nabi yang diutuskan oleh Allah s.w.t kepada mereka buat kesekian kalinya telah mengutamakan hawa nafsu mereka mengatasi segalanya. Ramai daripada tentera Talut mengingkari arahan tersebut. Hanya sebilangan kecil sahaja yang menurut perintah ketua mereka itu.
Setelah itu, mereka meneruskan perjalanan. Semasa Talut dan orang yang beriman bersama menyeberangi sungai itu, mereka berkata, “Kita tidak akan mampu melawan Jalut dan bala tenteranya pada hari ini.”

Namun sebahgian yang beriman dan menyakini bantuan Allah dan pertemuan dengan-Nya berkata.: “ betapa kerap kelompok kecil mengalahkan kelompok yang besar dengan izin Allah. Dan Allah bersama orang yang sabar.”

Maka , gugurlah sebahagian mereka daripada senarai tentera yang menyertai Talut. Sebahagian yang lain berjaya melepasi ujian-ujian Allah. Mereka sangat kuat dan bersemangat. Mereka tidak seperti orang yang lemah iman, yang telah terkeluar daripada kemuliaan jihad sebelum sempat berhadapan dengan tentera Jalut.
Allah S.W.T telah menggambarkan kesungguhan munajat mereka sebelum berlaku pertempuran dalam ayat berikutnya yang bermaksud : “ Wahai Tuhan kami, limpahkan kesabaran kepada kami, kukuhkan langkah kami dan tolonglah kami menghadapi orang kafir.”

Maka dengan izin Allah, mereka berjaya menewaskan Jalut dan bala tenteranya . Paling mengejutkan, penglibatan seorang budak lelaki yang masih kecil bernama Daud telah menjadi hero membunuh Jalut dalam peperangan tersebut.

Kehebatan Daud ini dinyatakan  oleh Allah s.w.t dalam firman-Nya menerusi ayat ke-251 yang bermaksud : “ Lalu mereka telah mengalahkan Jalut serta bala tenteranya dan Daud telah membunuh Jalut, lalu Allah s.w.t telah memberikan kepadanya kerajaan dan kenabian seta diajarkan apa yang dikehendaki-Nya”.

Walaupun bilangan yang sedikit, namun dengan iman yang kuat, semangat yang tidak pernah pudar dan keyakinannya terhadap bantuan Allah, mereka berjaya menghacurkan Jalut serta memenangi peperangan itu.
Sebagai renungan buat kita, ujian akan sentiasa berlaku dalam kehidupan. Ia bertujuan mendidik dan mentarbiah diri kita. Betapa benar firman Allah yang mengingatkan kita, mafhumnya : “Mungkin kamu menyukai sesuatu perkara, sedangkan ia buruk untuk kamu atau mungin kamu membenci sesuatu perkara, tetapi ia baik untuk kamu. Allah jua Yang Mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.”



Kemenangan dengan izin Allah*solusi*

Selasa, 27 Ogos 2013

Menyapu Dahi dan Hidung Sesudah Solat

Daripada Abu Said al-Khidri : "Aku melihat Rasulullah s.a.w sujud di atas air dan tanah sehingga dapat dilihat debu dan kesan tanah di dahinya". ( Riwayat al-Bukhari).

Kefahaman yang dapat diambil daripada hadis ini ialah :


  • Nabi s.a.w tidak menyapu dahi Baginda semasa solat walaupun dahi Baginda terdapat kesan tanah dan air di dahi Baginda.
  • Nabi s.a.w juga tidak menyapu dahinya selepas solat. Kalaulah terdapat ihtimal selepas solat, maka itu kerana membuang kesan tanah, air dan seumpamanya yang ada di dahi. Biasanya, kini kita sujud dia atas permaidani yang bersih. Maka, keperluan menyapu dahi juga bukanlah daripada perbuatan solat yang mesti dibuat. Sahihnya, Nabi Muhammad s.a.w juga tidak melakukannya. Al-Hafiz ibn Hajar al-Syafi'i pula menyatakan bahawa jika Nabi s.a.w melakukannya pun, maka ia tindakan menyapu habuk, debu dan kesan tanah di dahi Baginda. Ia termasuk dalam bab jibliyyah ( perkara semula jadi kemanusiaan) dan bukannya satu amalan untuk merapatkan diri kepada Allah s.w.t ( Fath al-Bari, jil 2, hlm.416)
Walaupun demikian, menurut ulama mazhab Syafi'i, perbuatan menyapu dahi selepas solat digalakkan berdasarkan hadis berikut : " Apabila Rasulullah s.a.w selesai solat, maka Nabi menyapu dahinya dengan tangan kanan sambil berdoa yang bermaksud : "Aku bersaksi tiada Tuhan selain Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Pengasih. Ya Allah, jauhkan aku daripada kesakitan dan kedukacitaan." ( Riwayat al-Tabarani).

Satu lagi hujah berkaitan seperti yang terdapat dalam hadis : " Daripada Qatadah, sesungguhnya dia telah menyapu dahinya apabila selesai solat sebelum memberi salam." ( Musannaf Abdul Razzak, jil 2, hlm 42)

Menurut ulama Syafi'i contohnya dalam I'anah al-Talibin, walaupun hadis daif, ia masih digalakkan untuk dilakukan kerana termasuk dalam kategori fada'il al-'amal ( kelebihan-kelebihan amalan). Namun, amalan ini tidak dapat dijumpai dalam kitab muktamad mazhab Syafi'i seperti al-Um, Rawdah al-Talibin, Tuhfah al-Muntaj, Nihayah al-Muhtaj, Mughni al-Muhtaj dan lain-lain.

Justeru, menisbahkan pendapat menyapu muka selepas solat kepada mazhab Syafi'i masih boleh dipertikaikan kerana ia mungkin pendapat peribadi beberapa ulama bermazhab Syafi'i dan bukan pendapat mazhab.

sumber : Formula Solat Sempurna, Ustaz Zaharuddin Abd.Rahman, terbitan Telaga Biru Sdn.Bhd.